- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Di sebuah dusun di Dusun Empalang tinggallah beberapa warga penduduk dengan mata pencaharian utama para warga adalah padi dan singkong, cara membuat beras adalah setelah padi di jemur dan di panen maka diinjak padinya setelah padi itu diinjak tangkai padi tersebut dikumpulkan dan di tumpuk dan setelah itu di jemur di bawah sinar matahari dengan menggunakan tikar yang terbuat dari kajang atau kayu berduri setelah panas dan padinya di jemur para warga menumbuk dengan menggunakan lesung dan alu. Di dusun itu juga para warga mandi di sungai yang sangat kecil, jernih, dan berpasir di sisi lain para penduduk yang lain mencuci pakaiannya yang terbuat dari kulit kayu yang bernama Jomoq dan tikar yang terbuat dari rotan.
Ada sebuah rumah tinggallah seorang laki-laki yang bernama Cemeh, Cemeh tidak pernah mencuci selimutnya selama bertahun-tahun suatu hari badannya gatal dan ternyata selimutnya banyak kutu dan akhirnya Cemeh bawa selimut yang dia pakai, dia memasukkan selimutnya ke dalam sungai dan terjadilah ikan-ikan pada mabuk, ada yang masih hidup dan ada juga yang mati, yang paling banyak mati adalah ikan juling dan ikan tersebut hidup di sungai yang berpasir akibat cucian si Cemeh mungkin tidak ada lagi ikan juling sampai sekarang.
Sungai kecil tersebut tidak bisa digunakan lagi akibat bau busuk dan akhirnya para warga mandi di pancuran, pancuran tersebut tidak pernah kering walaupun bertahun-tahun musim kemarau sampai sekarang pancuran tersebut masih ada di Kampung Empas, Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar