Si Buday

Di sebuah dusun ada beberapa warga termasuk Kelosi dan ibunya yang bernama Ulaq dan mereka tinggal berdua karena ayahnya Kelosi sudah meninggal dunia. Tetangga mereka bernama Amaq Aji dan istrinya yang bernama Kembang serta lima anak mereka yang bernama Lenaq, Jangut, Katip, Bijak dan anak yang terakhir yang bernama Onaq, mereka tinggal berdampingan dengan keponakan Amaq Aji yang bernama Kilip serta istrinya yang bernama Rekeq dan mereka memiliki anak yang bernama Entap. Kilip sangat rajin ke ladang dan dia menjaga ladangnya seperti singkong, jagung, pisang dan sebagainya karena banyak binatang yang merusak ladang seperti monyet, kera dan tupai dan ladang itu dijaga oleh Kilip. Suatu hari ibunya Kelosi melihat pohon lempeq dan banyak sekali buahnya dan buah lempeq itu mirip dengan pare, rasanya sangat pahit dan ibunya Kelosi ingin petik buah itu dan bilang sama Kelosi "Kelosi, tolong kamu minta sedikit garam kepada Amaq Aji karena garam kita sudah habis". Kelosi pergi minta garam ke rumah Amaq Aji dan sesampainya di pohon lempeq dia menaburkan garam sambil berkata "Lempeq, Lempeq, Lempeq ini saya hamburkan garam supaya masak".
Habislah garam yang diberi oleh Amaq Aji, saat dia pulang ke rumah, ibunya Kelosi berkata "Kemanakah garamnya" dan Kelosi menjawab "Saya sudah habiskan garamnya dan sudah saya garami pohon lempeq", ibunya Kelosi bilang "Bagaimana bisa masak sayur kalau tidak ada garam dan kamu sudah menghabiskan garamnya, dasar kamu memang buday". Buday artinya adalah orang yang kurang mengerti dan sekarang tidak ada lagi buday yang seperti dulu dan sekarang anak-anak pintar semua.

Komentar