Kembali ke 2010 (Back to 2010)

Christiana Arabella (Abel) dan Frederik Anthony (Erik), dua sahabat yang diam-diam saling mencintai sejak SMA, kini berusia 32 tahun dan menjalani kehidupan sibuk di tahun 2025. Abel menjadi advokat hukum yang sukses sementara Erik adalah direktur perusahaan terkenal. Meski sering menghabiskan waktu bersama mulai dari jalan bareng, pulang kerja bersama dan sebagainya,mereka masih belum pernah menyatakan perasaan satu sama lain. Padahal di masa SMA, mereka telah berjanji untuk saling mengungkapkan cinta sebelum lulus. Namun, janji itu tak pernah terwujud karena keduanya terlalu fokus mengejar impian masing-masing: Abel ingin sukses di dunia hukum, sementara Erik ingin membuktikan bahwa dirinya lebih dari sekadar anak nakal di sekolah.

Suatu malam, saat Abel sedang merapikan gudang di rumahnya, ia menemukan sebuah mesin waktu tua yang ditinggalkan oleh kakeknya. Erik yang kebetulan datang berkunjung ikut penasaran, dan tanpa sengaja, mereka berdua terhisap ke dalam mesin tersebut dan kembali ke tahun 2010, saat mereka masih duduk di bangku SMA. Sekarang, setelah 15 tahun berlalu di dunia nyata, mereka harus kembali menjalani kehidupan sebagai anak SMA dengan tubuh dan ingatan seorang dewasa.

Misi mereka? Mencari tahu impian apa yang belum mereka wujudkan dan mengapa mereka harus kembali ke masa lalu. Apakah ini kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan? Ataukah mereka harus memastikan bahwa perjalanan hidup mereka tetap berjalan seperti yang seharusnya?

Dalam perjalanan ini, Abel kembali menjadi siswi terpintar di kelasnya sementara Erik tetap menjadi murid paling nakal yang langganan masuk BK (Bimbingan Konseling). Tapi kali ini, mereka tahu apa yang akan terjadi di masa depan dan mungkin, mereka akhirnya bisa menepati janji yang dulu mereka ingkari.

Namun apa yang terjadi jika takdir tidak bisa diubah semudah itu? Jika perasaan mereka akhirnya diungkapkan di masa lalu, apakah masa depan mereka akan tetap sama? Ataukah mereka justru kehilangan satu sama lain?

Sebuah perjalanan waktu yang penuh dengan tawa, air mata, dan kesempatan kedua. Karena cinta sejati tak seharusnya terpendam selamanya.

[Bahasa Inggris]

Christiana Arabella (Abel) and Frederik Anthony (Erik), two best friends who have secretly been in love with each other since high school, are now 32 years old and living busy lives in the year 2025. Abel has become a successful legal advocate, while Erik is the director of a renowned company. Despite spending a lot of time together commuting after work, hanging out, and supporting each other they’ve never confessed their feelings. Back in high school, they had made a promise to express their love before graduation. But that promise was never fulfilled, as both were too focused on chasing their dreams: Abel wanted to succeed in the legal world, while Erik was determined to prove he was more than just the school’s rebellious troublemaker.

One night, while Abel was cleaning out her grandfather’s old storage room, she stumbled upon a dusty, old time machine. Erik happened to drop by and, intrigued, joined her. In a twist of fate, they accidentally activated the machine and were transported back to the year 2010 right into their high school days. Now, 15 years later in real time, they’re once again teenagers, only this time with adult minds and memories.

Their mission? To discover which dreams they have left unfulfilled and why they’ve been sent back. Is this their second chance to fix past mistakes? Or are they meant to ensure that their original timeline remains unchanged?

As they navigate their teenage lives once more, Abel resumes her role as the smartest student in class, while Erik remains the mischievous troublemaker frequently summoned to the counselor’s office. But this time, they know exactly what lies ahead in the future and perhaps, they might finally have the courage to fulfill the promise they once broke.

But what if fate isn’t that easy to rewrite? If they confess their feelings in the past, will their future remain the same? Or will it all fall apart, costing them the very bond they’re trying to protect?

A time-traveling journey filled with laughter, tears, and second chances because true love was never meant to stay buried forever.