Pertandingan Tradisional Untuk Memperingati 17 Agustus

Di kampung kami setiap tahunnya di selenggarakan pertandingan kecuali di jaman Covid-19 tidak diadakan pertandingan, kebiasaan yang di lakukan saat pertandingan adalah pertandingan tradisional seperti ibu-ibu yang memarut kelapa, anak muda menaiki gokart yang terbuat dari bambu, bapak-bapak dengan pertandingan behempas, bermain gasing, belogo dan bermain asen, bermain belot, iyah, ada yang paling seru yaitu mencari nanas di sela-sela di pohon yang berduri dan mengambil daun nanas yang sudah tua. Daun yang tua akan di serut pakai bambu yang sudah di belah dan akan menghasilkan benang-benang putih.
Ini yang banyak di gemari peserta karena mereka ingin berbagi rasa dan betapa sakitnya kena duri daun nanas tetapi itu tidak sebanding dengan perjuangan para pahlawan. Di hari kemerdekaan, biasanya di kampung semua penduduk di suruh ikut upacara di kecamatan dan sore harinya ada acara panjat pinang, batang pinangnya di olesi dengan minyak supaya licin dan di tanam ke dalam tanah, di atasnya di buatlah beberapa hadiah yang sangat sederhana. Bagaimana caranya supaya bisa menaiki pohon pinang yang licin adalah dengan cara bergotong royong badan yang besar paling bawah dan satu orang naik di atas pundak baru di susul dengan yang lainnya ke atas pundak sampai mereka naik ke puncak pohon.
Inilah yang dinamakan rela berkorban dan terinjak-injak badannya dan ikhlas walaupun menahan sakit tetapi tidak sebanding dengan perjuangan para pahlawan zaman dahulu. Selamat ulang tahun negeriku tercinta yang ke 80 tahun. Jayalah Indonesiaku, adil dan makmur, rakyat sejahtera dan hidup saling tolong menolong. Amin.

Komentar