Akhir Kisah Cinta Puyuh dan Haruan

Nama karakter ini diambil dari berbagai macam-macam jenis ikan.
Puyuh dan Haruan bertemu di sebuah pameran menjelang 17 Agustus. Puyuh saat itu masih mahasiswi sedangkan Haruan sudah bekerja di perusahaan tambang, kisah cinta mereka berdua berlanjut ke jenjang pernikahan, sebagai anak tunggal Puyuh meminta Haruan tinggal bersama orang tua Puyuh dan Haruan menyetujuinya, Haruan berasal dari pinggiran kota sementara Puyuh berasal dari kota metropolitan, ibunya Haruan bernama Seluang dan ayahnya bernama Toman, Haruan memiliki adik yang bernama Kesung. Sebelum menikah mereka mengontrak sebuah rumah dan Kesung kuliah di kota tersebut, Haruan tinggal dengan mertuanya dan dia bekerja terkadang dia keluar kota untuk memberi pelatihan pekerjaan sedangkan Puyuh tidak bekerja.
Akhirnya mereka berdua mempunyai anak perempuan yang bernama Biawan atau biasa di panggil Bia, sehari-hari Puyuh mengurus Bia setelah Bia tumbuh besar dan masuk paud terkadang Puyuh antar jemput putrinya ke sekolah atau menunggu Bia sampai jam pelajaran selesai, dari situ dia bertemu dengan temannya dan akhirnya mereka bersepakat bertemu di mall karena sering di tinggal Haruan ke luar kota dan Puyuh merasa jenuh dan bosan sehingga Puyuh selalu jalan-jalan.
Suatu hari Haruan bertemu dengan temannya di bandara dan temannya bercerita "Kemarin aku ketemu istrimu di mall dan dia kumpul dengan teman-temannya", dan Haruan mulai memperhatikan perilaku Puyuh yang sering keluar dan jalan-jalan sehingga pulang sampai malam, akhirnya Haruan berkata kepada istrinya "Bagaimana kita tinggal di rumah orang tua saya walaupun di pinggiran kota", maksudnya Haruan supaya Puyuh tidak jalan terus akan tetapi Puyuh tidak mau dan orang tuanya Puyuh yaitu Pak Baung dan Bu Lempang menyetujui perkataan Haruan demi mendidik dan melihat tumbuh kembang Bia. Puyuh sudah berjanji tidak akan jalan lagi dan pulang malam akan tetapi itu cuma siasat belaka dan dia masih mengulang perbuatannya itu. Pada suatu hari Haruan minta tetap pindah ke rumah orang tuanya dan Puyuh berkata "Kalau kamu mau ajak saya pindah ke rumah orang tua kamu lebih baik saya pisah, saya tidak tahan tinggal di pinggiran kota dan saya sudah terbiasa tinggal di kota besar", penasihat mereka yaitu Pak Jelawat dan Bu Keliq ini selalu memberi nasihat supaya mereka tidak berpisah dan bagaimana caranya supaya mereka hidup tentram tetapi Puyuh bersikeras dan akhirnya mereka berdua berpisah secara baik-baik tetapi dengan satu syarat yaitu Puyuh harus mengasuh Bia karena dia masih kecil tetapi Haruan boleh menengok Bia kapan saja.
Pada suatu hari Haruan teringat kalau hari ini ulang tahunnya Bia dan dia beli kue ulang tahun dan hadiah untuk Bia, Haruan berangkat ke rumah Puyuh dan sesampainya di rumah ternyata Puyuh tidak ada di rumah, Haruan menelpon Puyuh gak aktif dan Whatsapp tidak di balas, akhirnya sampai malam hari Bia tertidur pulas maka rencananya Haruan mau Bia tiup lilin di dampingi oleh Puyuh dan dirinya seperti keluarga utuh, akhirnya Puyuh datang dan Haruan emosi dan berkata "Kalau begitu saya minta hak asuh anak kepada saya untuk pelihara Bia", dan Puyuh menjawab "Saya berjanji tidak akan jalan lagi". Perbuatannya diulang lagi dan sekalinya suatu malam Puyuh jalan lagi dan dia pulang saat itu gerimis dan sudah jauh malam karena takut gerimis dia melajukan motornya dengan kencang dan ternyata di depannya ada anjing yang berjalan cepat karena kaget Puyuh mengerem dan dia terpelanting di sebelah kiri dan untung saja dia di tolong oleh Pak Lancang dan Bu Lais karena kebetulan mereka sudah selesai berjualan sate dan mereka berdua bawa Puyuh ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit Puyuh di tangani oleh dokter dan dia mengalami patah tulang serius di pangkal paha.
Setelah 3 minggu di rawat di rumah sakit dia di perbolehkan pulang dan memakai kursi roda, sesampainya di rumah Puyuh meratapi nasibnya dan dia menyesal perbuatannya. Ternyata nasi sudah jadi bubur yang artinya menyesal kemudian tak ada gunanya.

Komentar