Harmoni Yang Tersimpan (The Hidden Harmony)

Tahun 1990, musik menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja yang tumbuh dengan kaset, radio, dan majalah musik. Di sebuah kampus ternama di Jakarta, empat mahasiswa dengan latar belakang berbeda dipertemukan oleh kecintaan yang sama yaitu musik, khususnya lagu-lagu legendaris dari grup ABBA.

Angelina Elisabeth Suryadi atau akrab dipanggil Lina adalah mahasiswi manajemen yang sejak kecil sudah terbiasa bernyanyi. Gadis dari keluarga elit ini dikenal karismatik, selalu mencuri perhatian banyak orang, termasuk William Thomas Kurniawan, mahasiswa manajemen yang hobi bermain gitar akustik. William, pewaris keluarga pengusaha, menyimpan rasa kagum pada Lina, meski ia harus bersaing dengan banyak pria yang juga terpikat oleh pesonanya.

Sementara itu, sahabat Lina, Thalia Margaret Hariadi yang akrab disapa Lia mewarisi bakat seni dari keluarganya. Dengan suara merdu yang tak kalah memukau, Lia sering berduet dengan Lina dalam berbagai acara kampus. Tak disangka, Mark Alexander Sanjaya, mahasiswa psikologi yang hobi bermain keyboard, justru jatuh hati pada Lia. Putra dari keluarga dokter ini menemukan ketenangan lewat musik dan setiap kali ia memainkan nada keyboard, Lia selalu jadi inspirasinya.

Empat sahabat ini sering menghabiskan waktu dengan memainkan lagu-lagu ABBA bersama. Namun, di balik harmoni musik yang mereka ciptakan, tersimpan kisah perasaan diam-diam: William yang menyukai Lina, sementara Lina masih bimbang; dan Mark yang menaruh hati pada Lia, sementara Lia pun tak bisa menutupi ketertarikannya padanya.

Dalam nuansa tahun 1990 yang penuh warna, kaset pita, radio klasik, hingga panggung musik kampus. Perjalanan persahabatan mereka diuji oleh cinta, ambisi, dan impian. Musik menyatukan mereka, tetapi perasaan yang akan menentukan arah hubungan masing-masing.

[Bahasa Inggris]
In 1990, music became an inseparable part of youth life shaped by cassette tapes, radio shows, and music magazines. At a well-known university in Jakarta, four students from different backgrounds were brought together by one shared passion: music, especially the legendary songs of ABBA.

Angelina Elisabeth Suryadi better known as Lina was a management student who had been singing since childhood. Coming from an elite family, she carried a natural charisma that always drew people’s attention. Among those captivated by her was William Thomas Kurniawan, a fellow management student who loved playing acoustic guitar. As the heir to a business family, William admired Lina deeply, though he had to face the reality that many other men were enchanted by her charm as well.

Meanwhile, Lina’s best friend, Thalia Margaret Hariadi known simply as Lia had inherited artistic talent from her family. With a voice as enchanting as Lina’s, Lia often performed duets with her in various campus events. Unexpectedly, Mark Alexander Sanjaya, a psychology student who enjoyed playing the keyboard, found himself falling for Lia. Born to a family of doctors, Mark found peace through music, and every time he touched the keys, Lia became his inspiration.

The four friends often spent their days playing ABBA songs together. Yet behind the harmony they created, quiet feelings lingered: William’s affection for Lina, while Lina remained uncertain; and Mark’s growing admiration for Lia, whose heart subtly leaned toward him as well.

In the colorful world of the 1990s filled with cassette tapes, classic radios, and campus stages, their friendship was tested by love, ambition, and dreams. Music connected them, but their unspoken feelings would ultimately shape the path of their relationships.

Komentar